Istiqamah : Salah Satu Kunci Bahagia di Akhirat
.png)
Sesungguhnya setiap manusia akan menghadap Allah subhanahu wata’ala, maka persiapkan bekal terbaik saat masa itu datang. Allah berfriman: “Berbekallah kalian, maka sebaik-baik bekal (untuk menghadap Allah) adalah bekal ketakwaan”.
Allah menciptakan manusia di dunia untuk satu tujuan yang sangat mulia, yaitu beribadah hanya kepada-Nya. Firman Allah subhanahu wata’ala dalam surat Adz Dzariyat ayat 56: “Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka beribadah hanya kepada-Ku”. Secara tegas ayat ini menjelaskan bahwa satu-satunya tujuan diciptakannya jin dan manusia adalah agar mereka semua beribadah kepada Allah saja. Dan hendaknya dalam menjalankan ibadah tersebut disertai dengan kesungguhan dan istiqamah.
Allah subhanahu wata’ala berfirman : “Maka beristiqamahlah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan juga orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”, surat Hud ayat 112.
Diantara pengertian istiqamah adalah berusaha semaksimal mungkin dengan mengerahkan segala daya dan upaya untuk terus selalu menjalankan ketaatan/perintah dan menjauhi larangan.
Istiqamah mencakup berbagai hal, diantaranya:
- Istiqamah dalam menjalani perintah Allah, yaitu istiqamah dalam menjalani ibadah baik yang fardhu maupun yang sunnah.
- Istiqamah dalam menjauhi larang-larangan Allah.
- Istiqamah dalam berakhlakul karimah.
Sabda Rasul : “Katakanlah: aku beriman kepada Allah, kemudian berusahalah untuk istiqamah”.
Istiqamah dalam ibadah adalah perilaku yang sangat dicintai Allah. Rasul bersabda: “Sesungguhnya amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang dilakukan terus menerus, meskipun amalan itu sedikit”.
Banyak contoh dari perbuatan Rasul yang menunjukkan keistiqamahan beliau dalam menjalani ibadah. Diantaranya yaitu beliau selalu menjalankan shalat malam, bahkan ketika beliau berhalangan melakukannya dimalam hari maka beliau menggantinya disiang hari. Rasulullah juga tidak pernah meninggalkan shalat sunah fajar baik saat beliau sedang mukim maupun safar, demikian juga dengan shalat sunah rawatibnya.
Para sahabat sebagai generasi terbaik umat islam juga selalu berusaha untuk istiqamah dalam menjalankan ketaatan. Diantara contohnya bahwa para sahabat selalu menjalankan shalat fardhu secara berjamaah, kecuali jika sedang terkena udzur syar’i. Contoh yang lain adalah amalan yang dilakukan oleh istri Nabi yang Bernama Ummu Habibah, setelalah mendengar Rasul bersabda bahwa barangsiapa yang selalu menjalankan shalat sunnah rawatib maka akan dibangunkan baginya istana di syurga. Maka setelah mendengar sabda Nabi tersebut, Ummu Habibah tidak pernah meninggalkan shalat sunnah rawatib.
Dan masih banyak sekali contoh-contoh lainnya.
Semoga Allah subhanahu wata’ala memberikan kemudahan dan taufiq agar kita bisa istiqamah dalam menjalankan agama islam.
Sumber:
Ust. Jamaluddin Ardani
Khutbah Jumat Masjid Jami' An Nur Karangduwur Petanahan

.jpg)

.png)

