Keutamaan 10 Hari Pertama Dzulhijjah: Waktu Terbaik untuk Meraih Pahala Berlimpah

Diriwayatkan oleh Al Bukhari, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya waktu itu berputar sebagaimana keadaannya ketika Allah menciptakan langit dan bumi. setahun ada 12 bulan. Di antara bulan-bulan tersebut, ada 4 bulan yang haram (dilarang berperang di dalamnya). Tiga bulan tersebut, yaitu: Dzulkaidah, Dzulhijah, Muharam, dan Rajab Mudhar, yaitu bulan di antara bulan Jumada dan Sya’ban.”.
Di dalam bulan Dzulhijah, ada hari-hari yang dipilih oleh Allah sebagai hari-hari terbaik sepanjang tahun. Allah Ta’ala berfirman di dalam surat Al Fajr ayat 1-2 : “Demi fajar, dan malam yang sepuluh”.
Para ulama berbeda pendapat tentang maksud dari “malam yang sepuluh” pada ayat tersebut. Setidaknya ada tiga pendapat, yaitu:
- Sepuluh hari pertama Dzulhijjah.
- Sepuluh hari pertama Muharam.
- Sepuluh hari terakhir Ramadhan.
Pendapat yang disepakati oleh Jumhur Ulama, bahwa yang dimaksud “malam yang sepuluh” pada surat Al Fajr adalah 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari, rahimahullah, dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘anhuma bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Tidak ada hari dimana amal shalih pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu : Sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah. Mereka bertanya : Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah?. Beliau menjawab : Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun“.
Begitu juga Imam Ahmad, rahimahullah, meriwayatkan dari Umar Radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Tidak ada hari yang paling agung dan amat dicintai Allah untuk berbuat kebajikan di dalamnya daripada sepuluh hari (Dzulhijjah) ini. Maka perbanyaklah pada saat itu tahlil, takbir dan tahmid ”.
Diantara alaman-amalan yang dianjurkan:
- Melakukan ibadah haji dan umrah.
- Berpuasa, baik pada sebagiannya atau seluruhnya, yaitu mulai tanggal 1-9 Dzulhijjah. Terlebih lagi pada hari ‘Arafah (9 Dzulhijjah). Karena puasa pada hari ‘Arafah dapat menghapus dosa setahun sebelum dan sesudahnya.
Rasulullah bersabda : “Berpuasa pada hari Arafah karena mengharap pahala dari Allah melebur dosa-dosa setahun sebelum dan sesudahnya”
- Takbir dan dzikir. Imam Bukhari rahimahullah menuturkan bahwa Ibnu Umar dan Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhuma keluar ke pasar pada sepuluh hari tersebut seraya mengumandangkan takbir lalu orang-orang pun mengikuti takbirnya.
Ulama salaf biasa melafalkan takbir dengan kalimat : Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa Ilaha Ilallah, wa-Allahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillahil Hamdu.
Dianjurkan untuk mengeraskan suara dalam bertakbir ketika berada di pasar, rumah, jalan, masjid dan lain-lainnya.
- Taubat, meninggalkan maksiat dan dosa.
Maksiat adalah penyebab terjauhkan dan terusirnya hamba dari Allah, dan keta’atan adalah penyebab dekat dan cinta kasih Allah kepadanya
- Membaca takbir muthlaq.
Yaitu pada setiap saat, siang ataupun malam sampai shalat ‘idul adha.
- Menyembelih hewan kurban.
- Tidak mencabut rambut dan memotong kuku bagi yang berniat berkurban.
Diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa Rasulullah bersabda : “Jika kamu melihat hilal bulan Dzul Hijjah dan salah seorang di antara kamu ingin berkurban, maka hendaklah ia menahan diri dari (memotong) rambut dan kukunya”.
- Melaksanakan shalat ‘idul adha dan mendengarkan khutbah.
- Memperbanyak amalan shalih lainnya.
Mengisi hari-hari ini dengan melakukan ketaatan, dzikir dan syukur kepada Allah, melaksanakan segala kewajiban dan menjauhi segala larangan ; memanfaatkan kesempatan ini dan berusaha memperoleh kemurahan Allah agar mendapat ridha-Nya.
*Keterangan: Tulisan dirangkum dari berbagai sumber.

.jpg)

.png)

